Tuesday, November 25, 2014

Kata dan Aksi.

Dewasa ini dialog adalah kemewahan
Untaian kata tak terbatas
Melekat di benak setiap jiwa
Bersahutan antar frekuensi yang sama

Ucapan yang menunggu di depan
Siap terlontar dari tebing ide
Tertahan ikatan pada benak lain
Melalui tali ego dan keraguan

Gagasan, dan pemikiran
Terkurung dalam sangkar putih bersungai merah
Sayap-sayapnya patah terluka
Terenggut kebebasannya oleh tingginya diri

Lalu apa yang membuat kita manusia?
Membuat kita pemeran dalam pementasan ini?
Panggung pementasan berisi jiwa yang bebas
Kami yang tak dapat berucap tidak punya tempat

Sangkar putih itu berdiri di tengah sana
Tinggi di atas, terkurung merah berdarah
Lorong-lorong bersungai merah tak bergemericik
Melempar pandangan kosong terbatas tanpa ide

Dikelilingi menara bungi
Ia diam tak berbisik
Tunduk menyeka senyum dengan kesunyian
Seraya membungkam bicara mereka

Sekejap semua diam
Pasangan mata terpaku kehampaan suasana
Perlahan aksi mulai bicara
Menyayat pita suara yang bergetar

Gerak tersusun membentuk aksi
Memaksa menara tertinggi untuk runtuh
Aliran jatuh dari sangkar putih
Membawa kuasa atas menara-menara putih

Kata-kata memang mewah
Tetapi aksi adalah permata
Tidak sebatas bunyi yang berarti
Tetapi memberi frekuensi bermakna yang menenggelamkan pada rangkaian suara

Saturday, November 22, 2014

yang pertama.

Sebuah perbuatan buruk
Suatu kerusakan yang menghias
Cacat tak kasat mata
Yang menipu mata manusia

Dia ada di dalam saat aku di luar
Begitupun aku saat dia di luar
Kita tidak terpisah wadah
Aksiku adalah aksimu

Kita adalah dua
Tapi kita adalah satu
Sepasang hal bertentangan yang bergandengan
Api yang membeku di gurun es

Tidak sekalipun ada di tengah
Terbelenggu atau membelenggu
Tetapi apakah semuanya tidak direncanakan?
Apakah kita terikat rantai atau diikat rantai?

Rantai panas membara menggantung harapan
Memaksa perubahan pada jiwa yang murni
Merubahnya menjadi kelakar gelap menyenangkan
Menyimpan kebusukan di balik canda tawa

Rantai yang berasal dari bara abadi
Api yang berumah di hati
Tak termakan waktu, melawan dimensi
Hingga saat hancurnya tubuh halus itu

Tak terhitung batu delima yang retak
Menghitamkan citra pada tiap kelompok baru
Acuh tak acuh terhadap kata-kata tentangnya
Menikmati kehancuran pemburu dan buruannya

Sempat terlintas gambar perubahan
Sampai ilusi menunjukan identitas aslinya
Kepulihan semu dari penyakit ini
Sekali lagi, kuasanya menjadi kuasaku

Menunggu kedatangan sang penyelamat
Penunjuk jalan ke arah cahaya
Sang penghancur
Membinasakan ilusi tentang cahaya

Dia ada di depan menanti
Sesaat aku meringkuk ketakutan
Waktu yang akan memadamkan bara itu
Aksinya menentukan takdirku

Kebohongan dikalahkan tipu daya
Tetapi apakah dia sang penyelamat?
Ataukah dia sang penghancur?
Ilusi atau  kenyataan?

Para Pengelana

Para pengelana dimensi
Tahunan cahaya hanyalah sekejap mata
Mereka hidup sampai semesta hancur
Tidak abadi, tetapi tidak mati

Terpencar dari dunianya
Mencari jiwa yang kosong
Tanpa pemikiran, tanpa peduli
Menanamkan kembali benih harapan

Berjalan melewati dimensi
Waktu demi waktu, masa demi masa, dunia demi dunia
Sampai peristiwa itu terjadi lagi
Membinasakan dunia yang baru lahir itu

Terbawa mereka ke antariksa
Berkeliaran di luar sana
Berkendara dalam kepadatan materi
Melintas gugusan sebagai  bara berekor

Wujud hanyalah suatu ilusi
Wujud berevolusi, beregenerasi, dan akhirnya mati
Reinkarnasi bukanlah sebuah dongeng
Tetapi bukanlah sebuah kenyataan


Pemikiran adalah sesuatu yang bertahan
Tak berwujud melintasi dimensi dan waktu
Hidup kembali dalam wujud baru di dunia baru
Membawa reinkarnasi kepada kenyataan

Para pengelana dimensi
Memainkan peran tak tergantikan di antara makhluk lain
Bertanya kepada sesamanya

Apakah aku mengenalmu sebelum kita bertemu?

Sang Penyintas

Satu putaran bumi
Hanya satu per sekian satu putaran bumi
Tidak banyak waktu yang dibutuhkan
Dalam sekejap kehadiran itu nyata

Manusia membatasi sesamanya
Tapi tidak bagi mereka yang bukan manusia
Revolusi pemikiran itu biasa bagi kaumnya
Pemikiran kritis manusia tidak lebih dari sekedar pemicu hari bagi-nya

Ya, manusia tumbuh dalam curiga
Ya, manusia tumbuh dengan terduga
Sebuah aksi yang sederhana
Dapat memberi pilihan menghancurkan atau menyelamatkan bagi pelakunya

Tatapan lekat terhadap jendela itu
Membuka lebar pintu pemikiran
Mengungkap keseluruhan emosi dan perasaan
Meretakan tembok yang kokoh, merapuhkan pondasi yang kuat

Tetapi “biasa” bukanlah kelebihan-nya
Bagi mereka yang tidak mengerti
Dia amat sangat mengancam dan menakutkan
Mengerti bukanlah suatu hal yang mungkin bagi lawan-nya

Di balik jendela-nya terdapat sebuah cermin
Tebal tak berujung
Memaksa mereka melihat diri mereka sendiri
Memaksa mereka merasa rendah di hadapan-nya

Ya, manusia takut pada hal yang tidak dimengerti
Ya, manusia akan mengejek hal yang tidak biasa
Membencinya tanpa perlu dipengaruhi
Mempengaruhi mereka yang tidak membenci

Lihatlah ke cermin dan kau akan menemukan dirimu sendiri
Hentikan pemikiran, renungkan getaran
Lihatlah ke cermin dan kau akan menemukan jendelamu berkabut
kabut kelabu menutupi kemurnian cahaya tanpa batas

Dia adalah Aku.

Buku itu sudah ditulis sejak lama
Tetapi buku itu tidak pernah tertulis
Tinta tak kasat mata membasahi halamannya
Mengukir ilusi nyata kehidupan

Lembaran demi lembaran ku jelajahi
Jutaan rangkaian peristiwa terjadi
Seraya datangnya pencerahan
Menyingkap misteri di dalam kegelapan

Sedikit-sedikit mulai terlihat
Wajah di balik topeng kaca
Yang selama ini terlihat jelas
Tapi tidak sepasang matapun melempar lirikan

Dia tidak cerah, dia tidak terang
Dia membuat cahaya lari dengan ketakutan
Bayang-bayang pun meringkuk di keberadaannya
Saat dia diam membisu melihat retak pada mereka yang merasa

Sepasang mata hitam kelam terbuka
Bibirnya tersenyum, lebar mengundang bahagia
Melihat mereka yang terlanjur jatuh
Tanpa sadar akal pergi menjauh

Mata rantai terbelah menjadi dua
Belenggu yang menjadi sahabatnya
Kini merupakan perhiasan
Yang menarik mereka untuk terjun ke dalam

Melesat cepat ke arah mereka
Bagai elang kelaparan yang melihat mangsa
Membawa mereka ke bawah payung kebahagiaan
Di balik hujan butiran keputusasaan

Sesaat mereka berpesta
Merayakan kedatangannya yang menyelamatkan
Mengusir jauh awan kelabu
Menyingkap langit hitam diselimuti awan putih tipis

Pesta yang diwarnai nyanyian dan sanjungan
Berubah menjadi kekacauan yang tertanam
Saat awan putih tipis dilanda kejenuhan
Saat dia sadar akan kemenangan

Aku bukanlah seorang malaikat
Aku bukanlah orang yang baik
Dia adalah Aku

Apakah salah jika Aku memilih jalanku sendiri?

Friday, November 21, 2014

Jum'at, 21 November 2014

Sang surya bangun dari tidurnya
Untaian kata mengawali hari
Percakapan pagi mengundang kesejukan
Merias kelusuhan dengan senyuman kecil

Sang surya memanjat angkasa
Pertanyaan dan jawaban terlontar
Pada sebuah meja ditemani kursi
Dikelilingi manusia yang membatasi ide dan frekuensi

Sang surya sampai di atas langit
Sebuah perjalanan menuju kepulihan
Pilihan yang merusak illusi keseharian
Berhenti sejenak di pertukaran pikiran yang menenggelamkan

Sang surya kembali turun ke bumi
Kepuasan terhadap hiburan memanggil kesunyian sesaat
Keluar dari kemegahan mewah manusia
Menuju kesederhanaan bersama pikiran yang mengerti

Sesaat rembulan sudah mengawasi langit malam
Obrolan kecil menemani langkah kaki
Menuju akhir sebuah putaran bumi
Berpisah untuk menunggu kembalinya suasana yang sama

Hujan.

Rintik air turun dari langit
Terjun bebas menuju bumi
Seraya mengetuk jendela-jendela kaca
Lembut, menggetar kecil udara hampa

Alunan indah mengganti kesunyian
Terayun dari permainan kecil mereka
Terjatuh diantara sesamanya
Lalu meloncat-loncat kecil ke angkasa

Butir-butir itu mengandung keindahan tersendiri
Mereka membawa masa lalu
Mengubah ruangan hampa menjadi kemegahan memori
Mengisi kekosongan dengan emosi yang berekspresi

Menginspirasi munculnya percikan pikiran
Ide, pemikiran, juga gagasan
Semuanya bertabrakan membentuk perpaduan sesaat
Memanggil perubahan yang segera di depan

Namun semua sirna seketika
Sesaat mereka tertidur di bumi
Sampai tiba masa dimana mereka bermain lagi
Memutar waktu dan turun sebagai hujan

Wednesday, November 19, 2014

???

Hidup itu sulit, jadi jangan dipersulit. Selama ini aku mencari kesenangan, tetapi malah mempersulit diri. Kalau mau senang, ya jangan yang akan memiliki dampak buruk kedepannya. Makanya jangan lihat senangnya saja.

senang itu mudah kok, tidak perlu kerja keras, ataupun keluar uang banyak. Menurutku, senang itu harusnya seperti itu. Bagiku, duduk sendiri di sini, tanpa ada suara bising, tanpa keramaian, hanya ditemani sebuah buku catatan, pulpen, dan suara pilihanku itu sudah sangat menyenangkan.

Yang sulit itu adalah menyenangkan orang lain. Kalau masih sekedar menyenangkan seorang teman, atau orang yang baru kita temui, itu tidak begitu sulit. Karena paling-paling kita harus membantu mereka melakukan sesuatu. Atau sesulit-sulitnya juga hanya sebatas mengorbankan materi yang kita miliki.

Tetapi kalau kita ingin menyenangkan orang yang istimewa, nah, ini baru sangat sulit. Memang mereka orang lain juga bagi kita, termasuk seorang teman mungkin, tapi mereka istimewa.
Yang istimewa itu harus diperlakukan secara istimewa juga. Sulitnya itu di situ, kita harus bekerja keras, mengorbankan materi yang kita miliki, bahkan terkadang sampai harus mengambil materi orang lain. Di situ lah sulitnya.

Makanya, kalau memilih orang yang istimewa jangan sembarangan, agar pengorbanan yang dilakukan tidak sia—sia, dan tidak menjadi dampak buruk di masa depan.

Pertanyaannya adalah : “di sini itu dimana?”

Tuesday, November 11, 2014

The Shattered Wings Vol.3

            A pulse of dark magic wave blasted the door in. Throwing both The Woman and The Angel back hitting the wall. A figure was standing there just a step away from the hole where there used to be a door. A dark figure with the whole body covered by the robe it was wearing and face hidden by shadow leaving only a pair of glowing red eyes staring at The Woman.

            The Woman stood right away, using her magic unearthing a number of large spiky roots from the earth floor on her right side. But right before The Woman launch those roots at the unkown figure, it immediately raise it’s left hand with palm opened at the woman, releasing another pulse of impurities magic wave at The Woman. The Woman was thrown back hard to the wall behind her, and fall unconsciously.

            “definetely not her” said the unknown figure in a hoarse heavy voice. Seeing The Woman fall unconsciously, The Angel grabbed the knife he had and rushed toward the unknown figure. “must be you then” said the unknown figure followed by a surprisingly fast rush toward The Angel. Shocked by the magic rush that brought the unknown figure right in front of him, his reflex made he swung the knife to slash the unknown figure. But the unknown figure dodged it and took two quick step to get behind The Angel, grabbed him and flew up fast through the roof and to the meadow outside the hut. It dropped the angel on mid air and landed a bit far from the angel.


            The Angel got straight up and threw the knife he was holding to the unknown figure. But before the knife could reach him, he shot the knife with his impurities magic, destroying the knife and then followed by another shot right at The Angel’s heart. The Angel fell down on his knee, hurting, holding his chest where he was shot. He felt pain, but he felt something else too, something strange, like another heart is beating inside him, and then he realized something.

“why don’t you use your magic? Why dont you show me how strong is your magic? Why dont you show me the power that will soon be mine?” said the unknown figure followed by another magic shot to The Angel, this time with a bigger force and power than before. With lightning stroke from his hand, The Angel destroyed the magic projectile the unknown figure shot. “you want magic? I’ll show you magic” said The Angel in a cold angry tone. The unknown figure laughed a bit and said “now that i am sure you have and can still do magic, i will take that magic from you...”

“i am Ukhri, The Crusher. I challenge you into a duel.” The unknown figure introduce itself and challenge The Angel. “an underling?” ask The Angel. “i am Rein, The Thunder Strike. I accept your challenge.” Ukri laughed in his hoarse voice and it slowly turn into a screeching laugh as he turned  into a very tall dark slender creature, with arms so long it almost reach the ground, with another pair of long big arms coming out of his back forming like a wing with its palm. It let out a very loud screeching scream and flew fast towards Rein.


Right infront of Rein he swung both of his large hands to crush him. Rein formed a pair of wings from his lightning magic and move it to cover him from both sides. Ukri’s crushing move was blocked by Rein’s wings. Ukri took a leap back and shot a large impurities magic beam force toward Rein. But Rein’s wings disjointed the magic beam, leaving Rein untouched. “my turn” said Rein.

He formed a lance made out of lightning magic on his left hand. Rushing forward, stabbing and dragging Ukri quite far. After he stopped, he charged lightning magic on both hands. At that moment Ukri tried to swing his left normal hand to hit Rein. But Rein rush up flying dragging Ukri up to the sky with left hand, and after a few moment piercing through him with right hand. While Ukri still floated, Rein charged lightning magic in both hands, combined them and summoned a great thunder, striking Ukri right on the heart, leaving a scorching hole on his chest. Ukri fell down to the ground, hit the ground with face down, and turned back to his previous form.

Rein let himself fall down from the sky and landed on his knee beside Ukri’s dead body. “there’s a reason why they called me The Thunder Strike, you know” said Rein. He got up, after seeing Ukri’s dead body for the last time to make sure he was dead, he ran inside the hut to check on The Woman. He saw The Woman sitting there on the ground leaning his back on the wooden wall of the hut. “are you okay? Im so sorry about your hut, i’ll make you a new one, i promise” said Rein to The Woman in a worry tone. “im okay, dont worry about the hut, im a magic user too remember? A nature magic one. I can make a new one real quick. Anyway, who did you said your name was? Sorry i dont remember, i was too amazed by all your magic while watching you fight from here.”




“oh, right. My name is Rein, and you are?” said Rein.

Saturday, November 8, 2014

an entry from a weary soul.

            I am a soul. I am one of billionth, maybe more, of souls exist on this plane. Like any other souls i got my own uniqueness. But here this time i'm not going to talk about it. I'm going to talk about the current time and space that i am at now.

            For as long as i have journeyed in this life, so much has happened to me. Things that taught me other things, things that led to questions, questions that led to question, questions. One of those things were feelings. I have felt so many different things until now. Happy, sad, confusion, anger, lust, greed, and muchmuch more, though i prefer those ugly ones, cause i thought they were the most feelable feelings. One of those ugly feelings is confusion, this one is probably the best, cause it always got me thinking about stuff, such as what am i confused about, why am i confused, what to do to get rid of the confusion. And now that feeling just came back to me.
           
All this time, i’ve been journeying on my life, doing things, feeling things. Sometimes decisive moment happened, decisive moment that made me stop my journey for a while to see how things are, cause when i'm on a journey i tend to not pay any attention to all the things but those which is related to my journey. Those moments made me did a flashback about everything i have done to get there, what made me stop, like this time. I admit it, i went too deep on my last journey, and then end it all came back to me and stop my journey. Wasn't so right, but not everything not right is wrong, still gotta learn something from it.
           
A friendly soul just told me his story, a story about how his recently-started journey is going. The happiness, the confusion, the drumming heartbeat, the will to sacrifice, the small-but-meaningful euphoria. Right after he finished his story i suddenly long to feel those feelings again, to even not know what to feel, to purely smile wihtout any reason. The feelings you feel at the beginning of a new journey where you dont know anything but what the grand gate of your journey predict about how will your journey be.

It just made me think that i might have been just going in circle in my previous journey for too damn long. Im sure i saw some gate out of that journey, but somehow i didn’t get out until i was forced out. Never should’ve done that, never should’ve not use the gate out. But then again who am i to wish to turn back the time and rewrite history. So here i am, in a realization about how i should’ve use that gate out, how i now should start a new journey and not stay too long in that new journey.


Here i am.



I’m gonna start my new journey.