Saturday, November 22, 2014

Dia adalah Aku.

Buku itu sudah ditulis sejak lama
Tetapi buku itu tidak pernah tertulis
Tinta tak kasat mata membasahi halamannya
Mengukir ilusi nyata kehidupan

Lembaran demi lembaran ku jelajahi
Jutaan rangkaian peristiwa terjadi
Seraya datangnya pencerahan
Menyingkap misteri di dalam kegelapan

Sedikit-sedikit mulai terlihat
Wajah di balik topeng kaca
Yang selama ini terlihat jelas
Tapi tidak sepasang matapun melempar lirikan

Dia tidak cerah, dia tidak terang
Dia membuat cahaya lari dengan ketakutan
Bayang-bayang pun meringkuk di keberadaannya
Saat dia diam membisu melihat retak pada mereka yang merasa

Sepasang mata hitam kelam terbuka
Bibirnya tersenyum, lebar mengundang bahagia
Melihat mereka yang terlanjur jatuh
Tanpa sadar akal pergi menjauh

Mata rantai terbelah menjadi dua
Belenggu yang menjadi sahabatnya
Kini merupakan perhiasan
Yang menarik mereka untuk terjun ke dalam

Melesat cepat ke arah mereka
Bagai elang kelaparan yang melihat mangsa
Membawa mereka ke bawah payung kebahagiaan
Di balik hujan butiran keputusasaan

Sesaat mereka berpesta
Merayakan kedatangannya yang menyelamatkan
Mengusir jauh awan kelabu
Menyingkap langit hitam diselimuti awan putih tipis

Pesta yang diwarnai nyanyian dan sanjungan
Berubah menjadi kekacauan yang tertanam
Saat awan putih tipis dilanda kejenuhan
Saat dia sadar akan kemenangan

Aku bukanlah seorang malaikat
Aku bukanlah orang yang baik
Dia adalah Aku

Apakah salah jika Aku memilih jalanku sendiri?

No comments:

Post a Comment