Dewasa ini
dialog adalah kemewahan
Untaian kata
tak terbatas
Melekat di
benak setiap jiwa
Bersahutan antar
frekuensi yang sama
Ucapan yang
menunggu di depan
Siap terlontar
dari tebing ide
Tertahan ikatan
pada benak lain
Melalui tali
ego dan keraguan
Gagasan, dan
pemikiran
Terkurung dalam
sangkar putih bersungai merah
Sayap-sayapnya
patah terluka
Terenggut kebebasannya
oleh tingginya diri
Lalu apa
yang membuat kita manusia?
Membuat kita
pemeran dalam pementasan ini?
Panggung pementasan
berisi jiwa yang bebas
Kami yang tak
dapat berucap tidak punya tempat
Sangkar putih
itu berdiri di tengah sana
Tinggi di
atas, terkurung merah berdarah
Lorong-lorong
bersungai merah tak bergemericik
Melempar pandangan
kosong terbatas tanpa ide
Dikelilingi menara
bungi
Ia diam tak
berbisik
Tunduk menyeka
senyum dengan kesunyian
Seraya membungkam
bicara mereka
Sekejap semua
diam
Pasangan mata
terpaku kehampaan suasana
Perlahan aksi
mulai bicara
Menyayat pita
suara yang bergetar
Gerak tersusun
membentuk aksi
Memaksa menara
tertinggi untuk runtuh
Aliran jatuh
dari sangkar putih
Membawa kuasa
atas menara-menara putih
Kata-kata
memang mewah
Tetapi aksi
adalah permata
Tidak sebatas
bunyi yang berarti
Tetapi memberi
frekuensi bermakna yang menenggelamkan pada rangkaian suara
No comments:
Post a Comment